Prinsip-prinsip Interpretasi Citra
Prinsip Interpretasi
Citra
by. Ahmad Sulthan Nuriy
Interpretasi Citra :
Menginterpretasi/menafsirkan citra menjadi informasi
turunannya. Interpretasi dan
analisa citra remote sensing melibatkan aktifitas identifikasi dan
pernghitungan dari berbagai target dalam sebuah image untuk mengekstrak
informasi yang berguna.
Tujuan Interpretasi :
Untuk
lebih mendayagunakan citra satelit sehingga bisa digunakan oleh banyak
kalangan, maka citra satelit tersebut harus diinterpretasi (ditafsirkan)
menjadi informasi (penutup lahan dan vegetasi).
Dalam
melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah
obyek. Unsur-unsur tersebut jika disusun secara hirarki menurut tingkat
kesulitan interpretasi akan terlihat seperti pada gambar di bawah ini :
1.
Rona dan Warna
Rona
ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan
warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit,
lebih sempit dari spektrum tampak.
- Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya.
- Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna
Bentuk-bentuk
atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka
suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat
dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.Contoh: 1) Gedung sekolah pada
umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.2) Gunung api,
biasanya berbentuk kerucut.
2. Ukuran
Merupakan
ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume.
Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran
sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.Contoh: Lapangan olah
raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni
sekitar (80 m – 100 m).
3. Tesktur
Tekstur
adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa
tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan
sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak
bertekstur halus.
4. Pola
Pola
atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan
manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
Contoh:
Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun
karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi
lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
5. Bayangan
Bayangan
bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun
demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh:
Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang
sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan
jelas, sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika
pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.
6. Situs
Situs
adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman
pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang
tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan
sebagainya.
7. Asosiasi
Asosiasi
adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh:
Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih
dari satu (bercabang).
8. Konvergensi Bukti
Konvergensi
bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya
menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.
Comments
Post a Comment